Dalam sepanjang sejarah Bani Israil, mereka telah melewati banyak sekali peristiwa yang bervariasi mulai dari suka, duka, pengkhianatan, dll. Akan tetapi, ada satu cerita yang sangat menggemparkan dan penuh pelajaran bagi umat manusia. Ini adalah Kisah tentang tragedi sapi emas yang menguji keimanan kaum Nabi Musa
Latar Belakang Terjadinya
Kala itu, setelah Allah membantu membebaskan bani Israil dari penindasan Fir’aun dengan mukjizat yang sangat besar hingga bisa mereka lihat dengan mata kepala mereka sendiri, laut terbelah dan menenggelamkan Fir’aun dengan pasukannya dengan gelombang tersebut.
Namun, setelah seketika Nabi Musa pergi ke Gunung Sinai untuk menerima wahyu dari Allah azza wa jalla, mereka tergoda oleh bisikan dari seorang pria bernama Samiri. Ia menciptakan patung anak sapi dengan emas yang dibawa dari Mesir.
Dengan liciknya, Samiri meyakinkan Bani Israil bahwa patung tersebut adalah tuhan mereka. Bani Israil yang saat itu lemah dalam keimanannya pun terseret dalam penyembahan ini, walaupun baru saja mereka diselamatkan oleh Allah dari bala tentara Fir’aun.
Allah berfirman:
وَاتَّخَذَ قَوْمُ مُوْسٰى مِنْۢ بَعْدِهٖ مِنْ حُلِيِّهِمْ عِجْلًا جَسَدًا لَّهٗ خُوَارٌۗ اَلَمْ يَرَوْا اَنَّهٗ لَا يُكَلِّمُهُمْ وَلَا يَهْدِيْهِمْ سَبِيْلًاۘ اِتَّخَذُوْهُ وَكَانُوْا ظٰلِمِيْنَ ١٤٨
“Kaum Musa, setelah kepergian (Musa ke Gunung Sinai), membuat (sembahan berupa) patung anak sapi yang bertubuh dan dapat melenguh (bersuara) dari perhiasan emas mereka. Apakah mereka tidak mengetahui bahwa (patung) anak sapi itu tidak dapat berbicara dengan mereka dan tidak dapat (pula) menunjukkan jalan (kebaikan) kepada mereka? (Bahkan,) mereka menjadikannya (sebagai sembahan). Mereka adalah orang-orang zalim.” (QS. Al-A’raf:148)
Kemarahan Nabi Musa Pasca Mendengar Kaumnya Menyembah kepada Selain Allah
Ketika Nabi Musa kembali dari Gunung Sinai dengan membawa wahyu dari Allah, ia kemudian mendapati kaumnya telah menyimpang dari ajaran yang sebenarnya. Lalu, dengan penuh amarah Nabi Musa melemparkan Luh-luh berisi wahyu tersebut seraya menegur Nabi Harun dan menanyakan tentang tugasnya selama ia pergi.
Nabi Harun pun menjelaskan bahwa ia telah berusaha untuk mencegah hal tersebut, namun kaumnya tidak mendengarkan nasihatnya. Kemudian Nabi Musa berdoa kepada Allah untuk mengampuni dosa mereka, namun hukuman tetap dijatuhkan kepada mereka sebagai peringatan dari tuhannya.
Pelajaran Penting dari Kisah Ini
- Pentingnya memiliki keteguhan Iman. Tidak peduli terhadap apa-apa yang telah terjadi kepada kita, namun keimanan kita kepada Allah harus tetap kokoh dan kuat.
- Waspada terhadap godaan kesyirikan. Sungguh kesyirikan adalah dosa yang sangat besar. Dari peristiwa ini menjadi bukti nyata bahwa setan selalu mencari celah dalam menyesatkan umat manusia.
- Pengampunan dari Allah. Dalam kisah ini Bani Israil melakukan kesalahan yang besar, akan tetapi pintu taubat Allah akan selalu terbuka bagi mereka yang bertaubat dengan tulus. Ini merupakan pelajaran bahwa Allah Maha Pengampun, lagi Maha Penyayang.