Bismillah, memang selayaknya sebagai orang tua untuk selalu memikirkan dan menjaga anggota keluarga kita dari seluruh hal yang dapat membahayakan kita dari ancaman api neraka, sebagaimana firman Allah ta`ala:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allâh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (QS. At-Tahrîm/66:6)
Sehingga apapun akan orang tua lakukan untuk menjaga anaknya dari marabahaya yang akan menjeratnya. Dalam usaha penjagaan sebagaimana yang dimaksudkan di ayat, maka manusia akan menjalani proses pendidikan untuk membentuk sebuah karakter atau sifat yang penuh tanggung jawab dan mengarah kepada jalan yang benar.
Dalam metode pendidikan dan pembelajaran kita kenal dengan dengan apa yang namanya hukuman sebagai salah bentuk proses penanaman rasa tanggung jawab dengan segala apa yang dilakukannya, sehingga berharap proses hukuman ini bisa memberikan efek jera.
Proses inipun telah diajarkan dalam agama islam dengan banyaknya dalil di dalam alquran dan alhadist dengan apa yang telah banyak Allah tegaskan dengan berbagai ancaman dan hukuman dalam suatu kesalahan yang di lakukan oleh seorang hamba, baik ancaman hukum yang akan didapatkan seorang hamba tatkala berbuat salah dengan hukum ta`zir ataupun hukum had, pun begitupula dengan hukuman yang akan di terima di akhirat, baik di alamat kubur ataupun di neraka kelas.
Namun juga harus dicatat pula, bahwa ancaman/hukuman adalah salah satu cara untuk mengingatkan dan mengembalikan dari kesalahan yang pernah atau tengah dilakukannya, bukan sekedar pelampiasan emosi amarah belaka yang tidak terkendali sehingga bisa berakibat fatal semakin jauhnya dari kendali proses didik yang benar dan berfungsi sesuai keinginan.
Karenanya dalam proses memberikan hukuman ini juga harus diperhatikan bebeapa catatan, antara lain:
Porsi hukuman sesuai kebutuhan, jangan sampai berlebih atau dianggap remeh sehingga tidak mempunyai efek jera.
Hukuman dilakukan secara bertahap dan terarah, disesuaikan dengan kondisi orang yang akan diberikan sangsi/hukuman.
Diberikan pemahaman dengan kesalahan yang telah dilakukan, sehingga tidak menghukum dari perilaku yang tidak diakui oleh anak tersebut karena akan berakibat memunculkan benih pemberontakan sikap dan kebencian sepihak karena merasa diberlakukan tidak adil.
Hindari menghukum dalam kondisi marah dan emosi meledak ledak, karena akan memunculkan hukuman yang melebihi dari batasan semestinya.
Selalu mencoba memasukkan sisi iman/akidah dan akhlak islami dalam setiap hukuman atau pendidikan secara umum
Dengan selalu berhati hati, meminta dan berdoa kepada Allah terhadap keberhasilan pendidikan kita dan anak-anak kita, insyaallah akan diberikan hasil sesuai dengan keinginan. Diatas beberapa sikap yang hendaknya diperhatikan dalam proses pendidikan dan hukuman yang akan di jatuhkan kepada kita dan orang orang yang disekitar kita.
Referensi:
https://bimbinganislam.com/metode-pendidikan-anak-dengan-hukuman-diperbolehkan/