Sungguh kisah Juraij dengan ibunya memberikan kita banyak sekali pelajaran yang berharga dalam islam tentang pentingnya ketaatan kita kepada kedua orang tua kita khususnya kepada ibu kita dan menjalin hubungan baik antar kedua belah pihak (orang tua dan anak).
Kisah ini telah banyak sekali diriwayatkan dalam beberapa hadits, dan juga memberikan teladan yang tepat dari seorang Juraij, seorang ahli ibadah pada masanya. Kisahnya akan selalu dikenang agar kita selalu berbakti kepada ibu.
Kisah Juraij dan Doa Ibunya
Juraij adalah seorang ahli ibadah yang sangat rajin beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Dia membangun tempat peribadahannya sendiri di atas bukit dan menjauhkan dirinya dari gangguan duniawi.
Suatu ketika ketika Juraij sedang beribadah, ibunya memanggilnya dari bawah bukit. Juraij yang saat itu sedang shalat beliau merasa dilema; apakah dia harus menghentikan shalatnya untuk menjawab panggilan sang ibu atau melanjutkan shalatnya.
Akhirnya, ia memilih untuk melanjutkan shalatnya dan tidak menjawab panggilan sang ibu. Kejadian ini berulang hingga tiga kali, dan sang ibu pun murka dan berdoa kepada Allah agar Juraij mendapatkan ujian yang berat dalam hidupnya.
Tak lama setelah itu, ada seorang pezina yang menuduh bahwa Juraij telah menghamilinya. Orang-orang pun marah terhadap Juraij dan menghancurkan tempat ibadahnya tersebut. Seketika Juraij bersabar dengan membela dirinya.
Ketika sang bayi lahir, Juraij meminta sang bayi yang dilahirkan dari pezina tersebut berbicara dan menyatakan bahwa ayahnya bukanlah Juraij, melainkan seorang penggembala kambing. Kebenaran pun terungkap, dan orang-orang meminta maaf kepada Juraij serta membangun ulang tempat ibadah Juraij dengan bahan yang lebih baik.
Pelajaran dari Kisah Juraij:
1. Pentingnya berbakti kepada orang tua.
Pelajaran pertama yang bisa kita ambil dari kisah ini adalah pentingnya kita untuk selalu berbakti kepada orang tua, terutama kepada ibu kita. Meskipun ibadah merupakan hal yang penting, memenuhi panggilan orang tua dan berbakti kepada-Nya juga kewajiban dalam agama islam.
Dalam kisah Juraij, ia tengah beribadah, lalu ia lalai terhadap panggilan dari sang ibu, yang pada akhirnya menyebabkan ujian yang besar dalam hidup Juraij.
2. Hati-hati dalam memperlakukan orang lain.
Fitnah yang dikatakan oleh pezina tersebut mengajarkan bahwa setiap kita harus berhati-hati dalam memperlakukan ataupun menuduh orang lain jika kita tidak mempunyai bukti perbuatan tersebut.
Dalam Masyarakat kita, sering terjadi hal-hal seperti menghakimi sesuatu tanpa mengetahui kebenaran yang sebenarnya. Kisah ini juga mengajarkan pentingnya berhati-hati dalam menyebarkan informasi.
3. Kebenaran akan terungkap dengan sendirinya.
Walaupun nama dan harga diri Juraij telah diinjak-injak, pada akhirnya Allah akan mengungkapkan kebenaran melalui mukjizatnya kepada bayi tersebut dengan berbicara.
Hal ini juga mengajarkan kepada kita, bahwa setiap kebenaran akan menemukan jalannya sendiri. Ketika seseorang berada di jalan yang benar dan selalu ikhlas dalam menjalani hidupnya, Allah akan selalu melindunginya dan akan memberikan jalan keluar apapun situasinya.
Akhir kata…
Kisah Juraij memberikan kita banyak sekali pelajaran tentang kehidupan. Mulai dari berbakti kepada kedua orang tua, menjalin hubngan baik sesame manusia, dan keyakinan akan selalu kebenaran pasti akan selalu menang.
Sebagai seorang muslim, penting bagi kita untuk meneladani seluruh isi kisah ini. Semoga kita semua dapat mengambil hikmah yang terkandung dalam kisah ini dan juga menerapkan semua hal ini dalam kegiatan kehidupan sehari-hari.