Shalahuddin Al-Ayyubi, salah satu pahlawan islam yang dikenal akan keberanian dan keadilannya. Lahir pada tahun 532 H di Tikrit, Irak. Sejak kecil ia di didik dengan tegas hingga ia menjadi salah satu panglima besar islam yang banyak mengukir sejarah. Salah sau pencapaian terbesarnya adalah merebut kembali Yerussalem pada perang suci (crusade war).
Sebagai pemimpin kekhalifahan islam, Shalahuddin Al-Ayyubi dikenal akan sifat keadilan beliau terhadap rakyat-rakyatnya. Setelah berhasil merebut Yerussalem, beliau menunjukkan sifat yang sangat berbeda daripada kebanyakan pemimpin perang pada zamannya tersebut.
Ia berbuat keadilan dengan memberikan kebebasan terhadap orang-orang kafir untuk meninggalkan kota dengan aman, bahkan memberikan bantuan dana bagi yang kurang mampu.
Padahal orang-orang kafir tersebut sebelumnya menduduki kota Yerussalem selama 90 tahun dan Shalahuddin tidak melakukan perbuatan balas dendam. Sikapnya ini mencerminkan dengan karakteristiknya yang adil dan murah hati, sesuai yang dianjurkan oleh agama islam.
Shalahuddin juga memperlakukan para musuhnya dengan rasa hormat dan belas kasihnya, sikap ini jarang terjadi pada para pemimpin kala itu.
Salah satu kisahnya yang terkenang oleh semua kalangan muslim yaitu tentang pengampunan Shalahuddin kepada Raja Richard I dari Inggris, salah satu pemimpin perang salib.
Sang raja jatuh sakit selama masa perang salib ketiga. Shalahuddin memberikan bantuan dengan mengirim dokter pribadi beliau dan memberikan persediaan bantuan berupa buah serta es untuk membantu pemulihannya.
Tindakan ini menggambarkan sosok Shalahuddin yang pemberi maaf, sesuai dengan ajaran islam. Ia tidak memandang siapapun yang ingin ia tolong, bahkan yang ia tolong disini merupakan musuh perangnya.
Hal yang dilakukan oleh Shalahuddin tidak hanya menunjukkan kebesaran jiwanya. Akan tetapi, ia juga menunjukkan bahwa agama islam merupakan agama yang menjunjung tinggi perdamaian dan penghargaan terhadap kehidupan seluruh manusia, bahkan dalam situasi peperangan.
Sungguh, kisah seorang Shalahuddin Al-Ayyubi mengajarkan beberapa Pelajaran yang bisa kia petik, yaitu:
1. Keadilan adalah pilar wajib bagi setiap pemimpin
Disini Shalahuddin mengajarkan pada kita semua bahwa seorang pemimpin yang baik harus adil kepada semua orang, baik teman maupun lawan, kaya maupun miskin, tidak menerima apapun alasannya.
Ini selaras dengan apa yang diajarkan oleh agama islam yang menekankan sifat keadilan ini sebagai salah satu prinsip utama yang harus diterapkan dalam kehidupan ataupun pemerintahan.
2. Pengampunan adalah kekuatan
Kebaikan berikutnya yang dicontohkan oleh Shalahuddin ialah sifat pemaaf. Sifat pemaaf yang dilakukan oleh Shalahuddin sebagai contoh bahwa kekuatan sejati bukanlah kemampuan untuk menghancurkan sesuatu, tetapi harus memiliki kemampuan untuk memaafkan. Dalam Al-Quran juga mengajarkan bahwa setiap muslim harus memiliki sifat pemaaf.
3. Menempatkan kemanusiaan diatas segalanya
Pelajaran selanjutnya dari kisah Shalahuddin ialah sesusah apapun kondisinya ataupun dalam kondisi konflik yang tegang, Shalahuddin tidak pernah lupa untuk menegakkan kemanusiaan diatas segalanya.
Ini juga sesuai dengan ajaran yang diajarkan oleh Nabi Muhammad shallahu alaihi wassalam yang selalu mengedepankan kasih sayang dan kelembutan antar sesame manusia.
Inilah beberapa sifat kebaikan yang bisa diambil dari kisah Shalahuddin Al-Ayyubi. Semoga bisa menjadi pelajran yang bis akita amalkan sehari-hari. Aamin.
Sumber:
[1] Bidayah Wan Nihayah -Imam Ibnu Katsir-
[2] Biorafi Shalahuddin Al-Ayyubi -Syaikh Ahmad Al-Faruqi-
[3] Sejarah dan Keteladanan Shalahuddin Al-Ayyubi -Shalahuddin Al-Khalidi-