إن الحمد لله نحمده و نستعينه و نستغفره و نعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهد الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له. أشهد أن لا إله إلا الله و أشهد أن محمدا عبده و رسوله
عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ قَالَ كُنَّا قُعُودًا فِي الْمَسْجِدِ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَ بَشِيرٌ رَجُلًا يَكُفُّ حَدِيثَهُ فَجَاءَ أَبُو ثَعْلَبَةَ الْخُشَنِيُّ فَقَالَ: يَا بَشِيرُ بْنَ سَعْدٍ أَتَحْفَظُ حَدِيثَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْأُمَرَاءِ؟ فَقَالَ حُذَيْفَةُ: أَنَا أَحْفَظُ خُطْبَتَهُ فَجَلَسَ أَبُو ثَعْلَبَةَ فَقَالَ حُذَيْفَة:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: « تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ » ثُمَّ سَكَتَ
( أخرجه أحمد والبزار في إسناديهما )
قال الألباني : ومن البعيد عندي حمل الحديث على عمر بن العزيز لأن خلافته كانت قريبة العهد بالخلافة الراشدة ولم يكن بعد ملكان ملك عاض وملك جبرية والله أعلم.
Hadits ini adalah kabar gembira bagi kita, kaum muslimin yang hidup di akhir zaman, yaitu bahwa sebelum hari qiyamat tiba, umat Islam akan mencapai puncak kejayaannya sebagaimana dahulu pernah mencapainya, pada zaman sahabat radhiyallahu’anhum. Akan lahir generasi hebat dari umat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang akan mengembalikan kejayaan Islam dan muslimin, dan menegakkannya di akhir zaman. Suatu generasi yang diberi gelar oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan gelar yang sama yang beliau berikan kepada generasi terbaik umat ini, generasi para sahabat, generasi al-khulafaa ar-raasyidiin radhiyallahu’anhum, yang terbangun di atas manhaj kenabian.
Adalah suatu kepastian bahwa kabar gembira ini akan terealisasi. Oleh karena itu, merupakan tugas setiap muslim yang ditakdirkan lahir di akhir zaman untuk mewujudkan kabar gembira ini. Allah berfirman:
إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِم ا
“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah suatu kaum sampai mereka mengubah diri mereka sendiri”. (Ar-Ra’d : 11)
Masa kejayaan akan terulang, dan generasi emas akan terlahir kembali sebagaimana dahulu pernah terlahir. Dahulu, mereka terlahir dari hasil pendidikan madrasah nabawiyyah, Al-Quran kurikulumnya, dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai pengajarnya. Di akhir zaman, mereka juga akan terlahir dengan proses dan cara yang sama bi idznillah. Imam Malik rahimahullah pernah berkata:
” لا يصلح آخر هذه الأمة إلا بما صلح به أولها “
“Akhir umat ini tidak akan menjadi baik kecuali dengan sesuatu yang dengannya, para pendahulu mereka menjadi baik”.
Cita-cita besar tidak akan terwujud, jika langkah tidak dimulai. Dalam hal ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berwasiat:
ابدؤوا بما بدأ الله به » رواه النسائي عن جابر بن عبد الله ـ رضي الله عنه
“Mulailah dengan sesuatu yang Allah memulai darinya”. (H.R. An-Nasaai)
Inilah wasiat Rasulullah bagi para pengikut belia: memulai dari hal yang Allah mulai darinya, memulai dari tauhid dan aqidah, memulai dari ayat-ayat Makkiyah, memulai dari “iqra’”. Allahu a’lam.
Dalam rangka inilah Pondok Pesantren Salafiyyah Madinatul Quran Jonggol didirikan, yaitu untuk melahirkan kembali generasi penegak kejayaan Islam yang akan mengembalikan masyarakat muslim kepada masa keemasannya, kepada Al-Qurán, kepada kemurnian ajaran Islam, kepadad aqidah yang lurus dan akhlaqul karimah yang berlandaskan Al-Quran, dan As-Sunnah, serta berdasarkan pemahaman ulama salaf ahlus sunnah wal jama’ah, dan mengembalikan bahasa Arab sebagai bahasa kaum muslimin.