Telah kita ketahui, bahwa ilmu adalah cahaya terang yang telah diberikan oleh Allah kepada kita. Cahaya tersebut hanya bisa masuk ke dalam hati yang bersih agar bisa bersemayam disana.
Namun, terkadang dosa-dosa yang sering kita lakukan menjadi penghalang dalam masuknya cahaya ilmu tersebut. Dalam Islam sendiri, menjaga diri kita dari melakukan perbuatan dosa sangatlah penting agar hati kita tetap bersih dan jauh dari kotoran perbuatan maksiat.
Kesempatan ini, kita akan membahas tentang lima dosa yang menjadi penghambat masuknya ilmu kepada kita, agar kita lebih waspada lagi dan mulai menjauhkan segala perbuatan dosa meskipun dosa kecil serta mengevaluasi diri sendiri.
1. Sifat Sombong dan Merasa Lebih Baik dari Orang Lain
Kesombongan adalah salah satu hal yang membuat terhambatnya ilmu masuk ke diri kita. Ini adalah dosa yang sangat berbahaya bagi jiwa seorang penuntut ilmu. Seseorang yang merasa dirinya lebih baik dari yang lain akan cenderung enggan menerima masukan, kritik, atau ilmu baru dari orang lain.
Allah subhanahu wa ta’ala sendiri membenci terhadap sikap sombong ini, sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah Hadits Rasulullah shallahu alaihi wassalam bersabda,
“لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِى قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ”
“Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada sebiji zarah dari kesombongan.” (HR. Muslim). Sombong sendiri merupakan penghalang terbesar bagi masuknya ilmu ke diri kita.
2. Berkata Dusta dan Sifat Berbohong
Dusta atau berbohong adalah dosa yang sering membuat hati kita menjadi gelap dan tertutup dari cahaya ilmu. Ketika seseorang terbiasa berbohong, hatinya akan sulit menerima kebenaran, termasuk ilmu yang diberikan kepadanya.
Dalam Al-Quran, Allah azza wa jalla menegaskan bahwa,
اِذَا جَاۤءَكَ الْمُنٰفِقُوْنَ قَالُوْا نَشْهَدُ اِنَّكَ لَرَسُوْلُ اللّٰهِۘ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ اِنَّكَ لَرَسُوْلُهٗۗ وَاللّٰهُ يَشْهَدُ اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ لَكٰذِبُوْنَۚ ١
Apabila orang-orang munafik datang kepadamu (Nabi Muhammad), mereka berkata, “Kami bersaksi bahwa engkau adalah benar-benar utusan Allah.” Allah mengetahui bahwa engkau benar-benar utusan-Nya. Allah pun bersaksi bahwa orang-orang munafik itu benar-benar para pendusta. (QS. Al-Munafiqun:1)
Dari ayat ini Allah menegaskan bahwa dusta adalah sifat orang munafik yang membuat mereka jauh dari hidayah dan kebenaran. Dari sifat ketidakjujuran ini membuat hati menjadi tertutup dan sulit memahami ilmu dengan baik.
3. Memakan Harta Haram
Tentu, makanan yang kita konsumsi memiliki pengaruh besar dalam keberkahan hidup, termasuk disini keberkahan ilmu yang masuk ke diri kita. Jika ilmu ingin masuk ke diri kita, maka membutuhkan juga kondisi fisik yang bersih dari hal yang haram.
Dalam Al-Quran, Allah memerintahkan kita untuk hanya memakan makanan yang halal dan baik. Makanan haram itu dapat mengganggu kesehatan fisik dan juga menghalangi kemampuan otak dan hati dalam menerima ilmu.
4. Sifat Hasad (Iri Hati)
Sifat iri hati kepada orang lain ini harus dihindarkan dalam jiwa seorang penuntut ilmu. Karena iri hati ini merupakan penyakit yang sangat merusak dan membuat ilmu itu tidak akan masuk ke dalam jiwa seorang yang bersifat hasad. Rasulullah shallahu alaihi wassalam bersabda,
“إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ، فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ”
“Jauhilah oleh kalian sifat dengki, karena sesungguhnya dengki itu memakan kebaikan seperti api memakan kayu bakar.”(HR. Abu Dawud).
Ketika hati kita dipenuhi oleh sifat iri, maka fokus seorang penuntut ilmu akan teralihkan serta dapat merusak hubungan baik antara kita dengan orang lain dan juga menutup pintu ilmu karena hati kita tidak siap menerima hikmah dari Allah azza wa jalla.
5. Lalai dalam Sholat
Sholat yang merupakan tiang agama bagi seorang muslim dan dengan sholat juga hubungan kita dengan Allah akan selalu terjaga dengan baik. Lalu, jika seseorang melalaikan sholat ini maka ia berarti sedang mengabaikan salah satu bentuk yang utama dalam kedekatan kita kepada Allah.
Sholat juga membantu membersihkan hati kita dan pikiran dari hal-hal yang bisa menghambat masuknya ilmu ke dalam diri kita. Maka ketika kita mengabaikan sholat, hati kita akan jauh dari cahaya ilmu tersebut, sehingga ilmu tersebut sulit masuk ke dalam diri kita.
Penutup
Dengan menjaga diri dari dosa-dosa ini, maka ini adalah langkah awal untuk membuka hati dan pikiran kita agar ilmu tersebut dapat diterima dengan lapang. Dengan demikian, setiap penuntut ilmu harus senantiasa menginstropeksi diri dan menjaga dirinya dari hal yang menghalangi masuknya ilmu ke diri kita
Sumber:
- Ihya’ Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali
- Madarij As-Salikin dan Al-Fawaid karya Imam Ibn Qayyim Al-Jauziyyah
- Al-Qur’an: Surah Al-Munafiqun:1
- Shahih Muslim