Ialah Uwais Al-Qarni, seorang tabiin yang terkenal akan kisahnya yang menggendong sang ibu menuju Baitullah. Uwais Al-Qarni lahir 26 tahun sebelum hijrah dan berasal dari Penduduk Qam, daerah perbatasan Yaman.
Ia termasuk tabiin mukhadram karena tidak pernah bertemu dengan Nabi Muhammad tetapi tinggal di zaman yang sama. Ia dikenal dengan kepribadian yang shaleh dan selalu berbakti kepada ibunya.
Kisah Uwais Al-Qarni menjadi terkenal karena kecintaannya kepada sang ibu sangatlah besar, hingga ia rela mengorbankan apapun demi sang ibu yang dicintai-Nya.
Kisah Uwais Al-Qarni yang Membawa ibunya ke Tanah Suci
Salah satu kisah yang paling mengharukan dari seorang Uwais Al-Qarni, adalah ketika ia bertekad membawa sang ibu yang sudah lanjut usia untuk melaksanakan ibadah umroh. Ia memutuskan untuk menggendong sang ibu dari Yaman menuju Mekkah, dikarenakan sang ibu yang sudah tua dan lemah.
Dengan penuh kesabaran dan cinta, Uwais Al-Qarni menggendong sang ibu ribuan kilometer, melewati padang pasir yang sangat luas nan terik. Tindakan Uwais ini menunjukkan betapa besarnya bukti cinta sang anak kepada sang ibu.
Cinta dari seorang anak kepada ibunya yang sudah melahirkannya dan mendidiknya hingga dewasa. Ia memberikan seluruh penghormatannya dan keinginan kepada sang ibu, melebihi seluruh keinginan dirinya sendiri.
Ketika akhirnya ia telah tiba di Mekkah, ia juga tetap menggendong sang ibu ketika melaksanakan manasik umroh. Ia menggendong sang ibu ketika berthawaf, sa’i, dan rukun-rukun lainnya.
Lalu, ketika ia sudah selesai melaksanakan ibadah umrohnya, ia hendak bertanya kepada ahli ulama disana. Uwais bertanya apakah yang sudah ia lakukan kepada ibunya tersebut sudah bisa membalas seluruh jasa sang ibu.
Ulama tersebut pun menjawab bahwa meskipun Uwais telah menggendong berkali-kali sang ibu ketika haji dan umroh, maka hal itu belum sebanding dengan jasa sang ibu yang telah mengandung, menyusui, dan merawatnya hingga besar.
Dari kisah Uwais Al-Qarni ini, memberikan kita banyak sekali pelajaran berharga bagi kehidupan kita, diantaranya:
1. Berbakti kepada Orang tua adalah kewajiban bagi seorang anak.
Uwais menunjukkan bahwa pentingnya dalam berbakti kepada orang tua, terutama sang ibu dan orang tua yang telah berumur lanjut. Pengorbanan Uwais dengan menggendong ibunya untuk berumroh, adalah simbol dari pengorbanan dan penghormatan kita kepada sang ibu. Ini juga menjadi pengingat bagi kita bahwa untuk selalu mengutamakan orang tua kita dibandingkan dengan hal lainnya.
2. Bersabar dalam menghadapi segala ujian.
Kesabaran Uwais Al-Qarni dalam menempuh perjalanan yang jauh, menghadapi kesulitan fisik, dan menjaga ibunya dengan penuh cinta merupakan bukti nyata bahwa kesabaran bisa menguatkan seseorang dalam melewati tantangan hidup. Hal seperti ini juga menunjukkan bahwa pelayanan kepada orang tua adalah bentuk ibadah yang tinggi.
3. Ikhlas setiap berbuat kebaikan.
Dalam kisah ini, Uwais Al-Qarni melakukan perbuatan ini semua hanya dengan penuh keikhlasan, tanpa mengharapkan imbalan atau pujian dari orang lain. Ia hanya menginginkan Ridha Allah dan berbakti kepada sang ibu. Keikhlasan seperti ini menunjukkan bahwa setiap perbuatan baik yang dilakukan dengan tulus akan memberikan dampak yang sangat besar dan kekal.
Kisah Uwais Al-Qarni ini telah mengajarkan kita bahwa berbakti kepada kedua orang tua adalah salah satu bentuk penghormatan kita kepada kedua orang tua dan merupakan ibadah tertinggi yang membawa berkah dalam hidup kita. Kesabaran, keikhlasan, dan kerendahan hatinya menjadi contoh yang luar biasa bagi setiap generasi islam.
Menggendong ibunya untuk pergi berumroh, meski dengan penuh tantangan sepanjang perjalanannya, adalah simbol ketulusan cinta sang anak kepada ibunya. Kisah ini mengingatkan kita tentang betapa pentingnya kita menghormati dan mencintai kedua orang tua kita, karena letak keridhaan Allah ada pada ridha orang tua.
Uwais pun dikenal sebagai tabiin yang sangat shaleh. Ia kemudian syahid pada Perang Shiffin tahun 37 H, menutup kisah hidupnya yang penuh dengan kehormatan besar di sisi Allah subhanahu wa ta’ala. Semoga kita bisa meneladani ketulusan dan kebesaran hati Uwais dalam setiap langkah hidup kita.