Nama lengkap beliau ialah Abu Muhammad Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib bin Abdul Muthalib bin Hasyim Al-Qurasyi Al-Hasyimi, cucu Rasulullah shallahu alaihi wassalam, putra dari putri Rasulullah, yaitu Fathimah Az-Zahra.
Al-Hasan disebut sebagai orang yang wajahnya paling mirip dengan beliau shallahu alaihi wassalam. Lahir pada pertengahan Ramadhan tahun 3H. Al-Hasan merupakan putra tertua dari Ali bin Abi Thalib dari Fathimah Az-Zahra.
Rasulullah sangat mencintainya dan kadang kala ketika di datangi oleh Hasan, pada saat melakukan sujud lalu naik ke atas panggung beliau. Beliau membiarkannya dan memanjangkan sujud karenanya. Dan kadang kala beliau membawanya naik ke atas mimbar.
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya kalian (cucu-cucuku) sungguh termasuk kesayangan Allah azza wa jalla. Dan kalian membuat kami bakhlil dan penakut.” [1]
Pada suatu ketika Al-Hasan bin Ali berpesan kepada anak-anak dan keponakannya, “Tuntutlah ilmu, karena pada hari ini kalian adalah anak-anak kecil. Namun, kelak kalian akan menjadi orang besar. Barangsiapa yang tidak kuat hafalannya, hendaklah ia mencatat.”
Pada suatu ketika Amr bin Al-Asham berkata, Aku bertanya kepada Al-Hasan bin Ali, “Sesungguhnya kaum Syi’ah mengira bahwa Ali akan dibangkitkan sebelum kiamat?”
lalu, Al-Hasan pun menjawab, “Demi Allah, mereka dusta! Mereka itu bukan pengikut ahlul bait! Sekiranya kami tahu Ali akan dibangkitkan, tentunya kami tidak akan menikahkan istrinya dan tidak akan membagi-bagikan harta warisannya.”
Salah satu sifat yang bisa diambil dari hasan juga sifat tidak serakah akan keinginannya sendiri dan tidak egois. Ia lebih mementingi rakyatnya. Shalih bin Ahmad berkata, “Aku mendengar ayahku berkata, ‘Sebanyak Sembilan puluh ribu pasukan telah berbai’at kepada Al-Hasan, namun beliau meninggalkan jabatan khalifah, beliau berdamai dengan Muawiyah. Tidak ada setitik darah pun mengalir selama masa pemerintahannya.
Al-Hasan bin Ali juga pernah berkata, “Dahulu orang-orang Arab dibawah kendaliku. Mereka berdamai dengan orang-orang yang berdamai denganku dan mereka memerangi orang-orang yang aku perangi.”
ia melanjutkan “Namun, aku lepaskan jabatan itu demi mencari wajah Allah. Apakah lantas kemudian aku mengutamakan khilafah daripada kambing hutan penduduk Hijaz?!”
Disebutkan bahwa beliau meninggal disebabkan oleh suguhan minuman. Beliau meminum minuman tersebut, lalu jatuh pingsan. Menjelang wafatnya beliau, seorang tabib yang terus memantau perkembangan kesehatannya berkata, “Orang ini telah diputus-putus ususnya oleh racun.”
Al-Husain berkata, “Wahai Abu Muhammad, katakan padauk siapakah yang menyuguhimu minuman tersebut?” Al-Hasan pun menjawab, “Mengapa wahai saudaraku?” kata Al-Hasan.
Al-Husain pun menjawab, Demi Allah, aku akan membunuhnya sebelum aku mengubur jenazahmu, atau aku tidak mampu mengalahkannya atau ia berada di suatu tempat yang aku tidak mampu mendatanginya!”
Al-Hasan berkata, “Wahai saudaraku, dunia ini hanyalah malam-malam yang fana, biarkanlah ia hingga kelak aku dan dia bertemu di hadapan Allah.” Al-Hasan enggan menyebut nama orang tersebut.
Al-Hasan pun wafat dalam usia 47 tahun. Demikianlah yang dikatakan oleh sejumlah orang, dan itulah yang benar. Menurut perkataan yang masyhur beliau wafat pada tahun 49 H. Sementara yang lain mengatakan, wafat pada tahun 50 H.” [2]
Footnote:
[1] HR. Ahmad dalam al-musnad, 6/409 dan al-Khathib dalam Tarikh Baghdad, 5/300 keduanya dari hadits Khaulah binti Hakim.
[2] Tarikh Dimasyqi 13/295 dari jalur Ibnu Ishaq.