Inti dari pendidikan anak adalah pembiasaan, hendaknya anak dibiasakan dengan kebiasaan yang baik, diajarkan tutur kata yang baik. Kita juga harus memberikan teladan yang baik serta menjaga anak dari bermain, bergaul dengan anak-anak lain atau orang lain yang berakhlak buruk.
Allah ta’ala berfirman dalam sebuah ayat yang telah kita ketahui bersama,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.”
(At Tahrim: 6)
Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma berkata,
َأَدِّبْ ابْنَكَ فَإِنَّكَ مَسْؤُوْلٌ عَنْهُ مَاذَا أَدَّبْتَهُ وَمَاذَا عَلَّمْتَهُ وَهُوَ مَسْؤُوْلٌ عَنْ بِرِّكَ وَطَوَاعِيْتِهِ لَك
“(Wahai orang tua) Didiklah anakmu, karena sesungguhnya kalian akan dimintai pertanggung jawaban mengenai pendidikan dan pengajaran yang telah engkau berikan kepadanya. Dan dia juga akan ditanya mengenai kebaikan dirimu yang diberikan kepadanya serta ketaatannya kepada dirimu.”
(kitab Tuhfah al Maudud hal. 123).
Disamping itu kita juga harus rajin mendoakan kebaikan bagi anak-anak. Memilihkan sekolah atau madrasah yang baik, dengan porsi pelajaran agama berlebih dibandingkan pelajaran lainnya.
Yang perlu dipahami juga adalah yang menjadi kewajiban bagi kita adalah berusaha sekuat tenaga adapun hasilnya semua ditangan Allah ta’ala. Maka dari itu hendaknya kita tidak pernah patah semangat, atau hancur hati tatkala keinginan dan cita-cita kita tidak terlaksana.
Bisa jadi dengan keberadaan anak yg nakal atau kurang baik akhlaqnya, membuat kita sebagai orang tua semakin terus bersemangat untuk belajar dan mendidik generasi kita yang selanjutnya, dan mudah_mudahan dengan begitu amal kita semakin bertambah dan ber manfaat untuk generasi yg selanjutnya.
Di muraja’ah oleh : Al Ustadz Hoirus Sholeh حفظه الله