Di antara adab pada guru adalah menghormatinya. Di antara bentuk menghormatinya adalah memanggilnya dengan panggilan yang santun. Misal yang jadi adat atau kebiasaan di negeri kita, memanggil guru tersebut dengan sebutan Pak Guru atau Ustadz. Panggilan ini adalah bentuk panggilan santun pada guru kita.
Hal di atas adalah pengamalan dari hadits dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidak termasuk golongan kami siapa yang tidak menyayangi yang kecil di antara kita dan tidak menghormati yang lebih tua di antara kita.” (HR. Tirmidzi no. 1919. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Juga sebagai penerapan dari ayat Al-Qur’an, “Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul diantara kamu seperti panggilan sebahagian kamu kepada sebahagian (yang lain).” (QS. An-Nur: 63).
Syaikh Bakr Abu Zaid dalam Hilyah Thalib Al-‘Ilmi berkata, “Inilah yang ditunjukkan oleh Allah kepada yang mengajarkan kebaikan pada manusia yaitu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
Imam Nawawi Rahimahullah menerangkan: Disunnahkan bagi anak, murid, atau seorang pemuda ketika menyebut ayahnya, guru dan tuannya agar tidak dengan menyebut nama saja.
Diriwayatkan dalam Kitab Ibnu As-Sunni, dari Abu Hurairah, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan jalan di depannya, jangan membantahnya, jangan duduk sebelum ia duduk, jangan memanggilnya cuma dengan namanya saja.” Yang dimaksud jangan membantah adalah membantah orang tua ketika orang tua mengingatkan keras atau mengajari adab pada kita.
Dari ‘Abdullah bin Zahr, ia berkata, “Termasuk durhaka pada orang tua adalah engkau memanggil orang tua dengan namanya saja dan engkau berjalan di depannya.” (Al-Majmu’, 8: 257)
Editing Oleh :
Syafiq Mansur Alkatiri
(Alumni Ponpes Madinatul Quran)
Referensi :
https://rumaysho.com/12032-adab-pada-guru-2.html