Inti Pendidikan Anak Adalah Menjauhkan Dari Teman Buruk Sebagai orang tua, kita tentu sangat bertanggung jawab atas pendidikan anak kita. Kita mengajarkan kepada anak kita berupa kebaikan, adab, dan agama, terutama apabila anak kita berada dirumah. Namun, terkadang kita dibuat kaget oleh kelakuan anak kita sendiri, anak kita tiba-tiba berubah setelah bermain dengan teman-temannya lalu terpengaruh oleh teman-temannya, di antara contohnya adalah: Anak kita tiba-tiba mengucapkan kata-kata kasar dan tidak sopan ketika mereka pulang, padahal kita tidak pernah mengajarkan Anak kita tiba-tiba menyanyikan lagu-lagu yang tidak pantas dan lupa menghafal Al-Quran. Setelah dipanggil oleh guru BP di salah satu sekolah, orang tuanya merasa kaget dan sedikit tidak terima karena mereka percaya bahwa anaknya membuat masalah besar di sekolah. Sebagai Orang tua merasa kaget dan tidak terima karena mereka percaya bahwa anaknya sopan dan baik di rumah dan tidak macam-macam. Semua ini disebabkan oleh teman buruk anak kita. Seorang ulama mengatakan bahwa menjauhkan anak-anak dari teman yang tidak baik adalah bagian penting dari mendidik mereka. Abu Hamid Al-Ghazali berkata, ِوَأَصْلُ تَأْدِيْبِ الصِّبْيَانِ الْحِفْظُ مِنْ قرنَاءِ السُّوْء “Inti pendidikan anak adalah menjauhkan anak dari teman teman yang buruk.” [Ihya’ Ulumuddin 1/95] Sebagai orang tua, kita harus tahu dengan siapa anak kita berteman. Kita harus menasehati dan berusaha sebisa mungkin untuk mencegah anak kita berteman dengan teman yang buruk. Jika perlu, kita juga harus mengarahkan anak kita untuk menemukan teman yang baik dan merasa nyaman berteman dengannya. Seseorang sangat dipengaruhi oleh kebiasaan teman-temannya, terutama anak-anak yang senang ikut-ikutan dengan temannya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ﺍﻟْﻤَﺮْﺀُ ﻋَﻠَﻰ ﺩِﻳﻦِ ﺧَﻠِﻴﻠِﻪِ ﻓَﻠْﻴَﻨْﻈُﺮْ ﺃَﺣَﺪُﻛُﻢْ ﻣَﻦْ ﻳُﺨَﺎﻟِﻞُ “Seseorang akan sesuai dengan kebiasaan/sifat sahabatnya. Oleh karena jtu, perhatikanlah siapa yang akan menjadi sahabat kalian ”. [HR. Abu Dawud] Permisalan teman yang baik dan buruk sebagaimana permisalan penjual minyak wangi dan pandai besi, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْمِسْكِ ، وَكِيرِ الْحَدَّادِ ، لاَ يَعْدَمُكَ مِنْ صَاحِبِ الْمِسْكِ إِمَّا تَشْتَرِيهِ ، أَوْ تَجِدُ رِيحَهُ ، وَكِيرُ الْحَدَّادِ يُحْرِقُ بَدَنَكَ أَوْ ثَوْبَكَ أَوْ تَجِدُ مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً “Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang sholih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.” (HR. Bukhari no. 2101) Mengajarkan ilmu agama dari usia dini adalah kunci pendidikan anak, dan tanggung jawab orang tua adalah yang paling penting. Anak itu rusak karena kelalaian orang tuanyakarena anak itu polos jiwanya. Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah menjelaskan, ﺍﻛﺜﺮ ﺍﻷﻭﻻﺩ ﺇﻧﻤﺎ ﺟﺎﺀ ﻓﺴﺎﺩﻫﻢ ﻣﻦ ﻗﺒﻞ ﺍﻵﺑﺎﺀ, ﻭﺇﻫﻤﺎﻟﻬﻢ, ﻭ ﺗﺮﻙ ﺗﻌﻠﻴﻤﻬﻢ ﻓﺮﺍﺋﺾ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻭﺳﻨﻨﻪ, ﻓﻀﺎﻋﻮﻫﻢ ﺻﻐﺎﺭﺍ “Kebanyakan kerusakan anak disebabkan karena orangtua mereka, mereka menelantarkannya dan tidak mengajarkan anak ilmu dasar-dasar wajib agama dan sunnah-sunnahnya. Mereka menyia-nyiakan anak-anak di masa kecil mereka.” [Tuhfatul Maulud hal. 387] Referensi Artikel: Dari Situs Muslim.or.id

Inti Pendidikan Anak Adalah Menjauhkan Dari Teman Buruk

Inti Pendidikan Anak Adalah Menjauhkan Dari Teman Buruk Sebagai orang tua, kita tentu sangat bertanggung jawab atas pendidikan anak kita. orang tua memiliki tanggung jawab mengajarkan kepada anak berupa kebaikan, adab, dan agama, terutama di saat anak kita berada dirumah. Namun, terkadang kita dibuat kaget oleh kelakuan anak kita sendiri, anak kita tiba-tiba berubah setelah…